.:Sesungguhnya Cintailah Ulama,seperti mencintai rasul kerna mereka pewarisnya..Ya Allah Ya Tuhan kami, Jadikanlah kami orang yg menyintai dan diCintai ,limpahilah CintaMu Ya Rabb :.

Wednesday, June 11, 2008

Syahidnya Syaikh Ahmad Yasin


Isnin 22 March 2004, empat tahun yang lalu, selepas keluar dari masjid usai menunaikan sholat subuh, kereta yang dinaiki Syaikh Yasin dibom oleh tiga peluru berpandu oleh pesawat Apache Israel buatan Amerika. Syaikh Yasin gugur syahid bersama lapan orang lainnya. Itulah akhir kehidupan yang memang ia inginkan dan telah menjadi kehendak Allah. Syaikh Yasin gugur syahid setelah berjaya melahirkan pejuang-pejuang dibelakangnya.

Syaikh Yasin adalah simbul perjuangan dan sekaligus guru para mujahid. Meskipun seluruh tubuh lumpuh dan seluruh hidupnya dibelenggu oleh penjara-penjara besi namun dia adalah seorang penggerak yang membangunkan dunia dan mukmin yang merdeka.Berkata Dr. Kamal al Mishri dalam sebuah artikelnya menyebut Syaikh Yasin sebagai “Al ‘Aqid Alladzi Aqama al ‘Alam” (Orang Lumpuh yang Membangunkan Dunia).Jika kita memahami firman Allah swt di dalam hadist qudsi, ‘Maka jika Aku mencintainya, Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Aku adalah penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, Aku adalah tangannnya yang dia gunakan untuk memukul, dan Aku adalah kakinya yang dia gunakan untuk berjalan.’” (HR. Bukhari).

Dia hanyalah seorang lelaki lumpuh yang membangun ideal perjuangan hingga menjadi sebutan setiap masa. Sampai hari ini, setiap orang baik lawan maupun kawan tetap menaruh hormat kepadanya. Namanya senantiasa disebut di seluruh dunia. Di adalah Amir Mujahidin Palestina yang gugur ditangan-tangan biadab Zionis Israel.

Syaikh Ahmad Yasin adalah seorang manusia istimewa dan unik pada zamannya, tokoh besar dan bintang bagi orang-orang bersamanya, menjadi cahaya bagi rakan-rakannya,pahlawan di era kekalahan, pemberani di tengah iklim ketakutan, pemimpin di samudera kelemahan, raksasa di tengah kehinaan, kemuliaan di medan kerendahan.Dia adalah pribadi yang memiliki hikmah di tengah kesengsaraan dan ketergelinciran akal manusia,kebutaan mata hati dan keimanan di tengah-tengah suasana kealpaan dan hilangnya identiti kemanusian. Dia adalah tubuh yang meneguhkan keyakinan pada pertolongan Allah dan janji-Nya terhadap kaum mukmin di tengah kegelapan, kesesatan, kebencian para musuh, dan kecemasan jiwa.

Seperti diungkapkan Prof. Dr. Taufiq Yusuf al Wa’i, dalam karyanya ”Qaadat al-Jihaad al-Filistiini fii al-Ashr al-Hadiits: Kifaah, Tadhiyyah, Butuulaat, Syahaadaat”, semua gambaran di atas terdapat pada tubuh lumpuh yang tak mampu berdiri ini; tubuh yang kedua tangannya pun lumpuh tidak mampu membawa sesuatu; tubuh yang kurus dan lemah; tubuh yang terserang oleh berbagai penyakit; penglihatan yang telah kabur kecuali hanya sinar dari satu mata; serta penderitaan dan sakit yang tak kunjung reda. Bukankah ini sesuatu yang menakjubkan? Bukankah ia merupakan tanda kebesaran Tuhan dan wujud anugerah-Nya? tubuh tersebut hidup untuk misi dan untuk umatnya. Ia menghabiskan usianya dalam dakwah. Ia adalah jihad yang terus berjalan, teladan yang terus bergerak, serta pemahaman dan pengetahuan di waktu jarangnya orang yang telus, di tengah sedikitnya keikhlasan, serta di tengah lenyapnya suara kebenaran dan ketegasan. Syaikh Yasin datang sebagai pemimpin bagi para mujahid, tokoh bagi para dai, guru yang bijak dan teladan yang agung bagi para pendidik. Tubuhnya yang kurus, kelumpuhannya, dan penyakit yang kronis membuatnya tidak mampu berjuang dengan senjata. Karena itu, beliau berjuang dengan senjata hikmah, dengan pedang pembinaan dan ketaatan, dengan meriam keimanan, serta dengan bom kesabaran, keteguhan, dan kemantapan.

Syaikh Ahmad Yasin menghabiskan usianya untuk dakwah dan jihad. Projek reformasi dia mulai sejak permulaan tahun 1950-an. Pada tahun 1960-an atau 1970-an projek ini mulai mengarah kepada bidang pendidikan dan organisasi. Sesudah itu ia mendirikan gerakan HAMAS yang memainkan peranannya dalam berjuang menentang musuh dengan segala kekuatan yang ada. HAMAS ikut serta dalam kegiatan intifadhah dari sejak tahun 1987 M hingga sekarang, yang kini memasuki babak perjuangan politik dalam pemerintahan. Intifadhah Hamas telah mampu menggoncang keamanan zionis akibat aktivis berani matinya.

Berkembangnya projek ini, meskipun mendapat tekanan penjajah yang bertalu-talu, justru menunjukkan keyakinan yang sangat kuat dalam mewujudkan janji Allah membebaskan Palestina, meskipun memakan waktu lama. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi jihad yang sempurna. Dimulai dari pembinaan setiap generasi melalui tarbiyah islamiyah yang bersandar pada pelaksanaan berbagai kewajiban agama, pembelajaran kitabullah secara cermat dan sunnah Nabi,penelitian sejarah, disertai pengkajian tentang keadaan musuh dari masa ke semasa, titik-titik kelemahan dan kekuatannya, sehingga seorang muslim memiliki kesedaran yang benar dan memiliki persepsi yang tepat dalam hal pemikiran dan keyakinan.

Menurut Taufiq Yusuf al Wa’i, projek reformasi Syaikh Yasin ini sejak tahun 1967 mulai terpecah menjadi dua aliran. Pertama, bersifat rasmi dan formal yang mmenyerukan perdamaian dengan zionisme sesuai dengan prinsip islam. Hal itu disebabkan karena dilihat tidak mungkin mengalahkan zionis yang bersekutu dengan kuasa besar. Kedua, menjadikan akidah dan prinsip-prinsip Islam sebagai landasan yang mantap untuk berjuang melawan musuh. Arus kekuatan ini tidak membenarkan pendamaian dengan mereka yang merampas hak islam. Mereka melihat pertempuran satu-satunya pilihan untuk membebaskan tanah suci Palestina. yang memerlukan masa jangka panjang bertujuan meyakinkan serta mendapat sokongan sebagian besar bangsa Palestina.

Syaikh Yasin giat melakukan projek tersebut segera sesudah kekalahan di atas. Ia mulai berceramah di berbagai masjid di Gaza. Ia mengobarkan semangat jamaah di setiap mimbar-mimbar masjid. Syaikh Yasin memandang masjid dan halaqah tahfidz (penghafal) al Qur’an sebagai wadah alami untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang diinginkan. Dari situlah dilakukan pembinaan terhadap anak-anak agar mereka tumbuh secara Islami. Sementara, mereka yang menginjak usia dewasa diberi program pembinaan yang meliputi aspek pendidikan, pengajaran, dan hafalan Al-Qur’an. Di samping itu, Syaikh Yasin juga mendirikan lembaga sosial, seperti Majma’ Islami tahun 1970-an dan Majdul Mujahidin tahun 1980-an sebagai permulaan, Syaikh Yasin mendirikan Gerakan Perlawanan Islam Hamas tahun 1987.

Keunggulan projek Syaikh Yasin ini terbukti telah menghasilkan pejuang-pejuang mujahid yang handal. Bahkan kepergiannya tidak menyusutkan aktiviti jihad di Palestina.sepeninggal Syaikh Yasin kemudian mendapatkan sokongan yang lebih luas dari lapisan masyarakat Palestina, khususnya kepada Hamas. Dan ini dibutktikan dengan kemenangan gerakan ini pada setiap masa. Dan kegagalan konspirasi Israel yang dibantu kuasa dunia.mudah-mudahan kemenangan palestin berterusan dengan pertolongan ALLAH.

 

ZAQAZIQQ Copyright © 2009 WoodMag is Designed by IBNUIMRAN for MUJAHIDDIN